Wednesday 30 October 2019

Tugas Softskill Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri (2)

Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri


Siti Hasnah Nadhifah
17216093
4EA17

Fakultas Ekonomi 
Jurusan Manajemen 
2019

J    Jelaskan aspek budaya dan pendekatan analitis faktor-faktor budaya
Jawab:
Aspek Budaya
Bagi ahli antropologi dan sosiologi, budaya adalah “cara hidup” yang dibentuk oleh sekelompok manusia yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya termasuk kesadaran dan ketidaksadaran akan nilai, ide, sikap, dan simbol yang membentuk perilaku manusia dan diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Seperti didefinisikan oleh seorang ahli antropologi organisasi Geert Hofstede, budaya adalah “tatanan kolektif dari pikiran yang membedakan anggota tersebut dari satu kategori orang dengan orang lainnya.”
Budaya terdiri dari respons yang dipelajari terhadap situasi yang terjadi. Semakin dini respons ini dipelajari, semakin sulit untuk dirubah. Sikap terhadap seluruh kelas produk dapat merupakan fugsi budaya dan komunikasi yang terus menerus dapat  mempersempit dunia, produk akan lebih banyak dipasarkan dan dikonsumsi secara global. Fakta bahwa ada pasar global untuk suatu produk tidak berarti bahwa seseorang dapat melakukan pendekatan pasar di negara-negara yang berbeda dengan cara yang sama. Kepekaan budayalah yang membedakan antara kesuksesan dan kegagalan global.
a.      Pendekatan Ahli Antropologi
Seperti diutarakan oleh Ruth Benedict dalam karya klasiknya berjudul The Chrysanthemum and the Sword, tidak peduli betapa aneh tindakan atau pendapat seseorang , cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak mempunyai hubungan dengan pengalamannnya di dunia ini. Tidak masalah jika tindakan dan opini dirasakan sebagai gagasan yang aneh oleh orang lain. Pemasar global yang berhasil harus memahami pengalaman manusia dari sudut pandang lokal dan menjadi orang dalam melalui proses empati budaya.
b.      Budaya Konteks Tinggi dan Rendah
Edward T. Hall menyarankan konsep konteks tinggi dan rendah sebagai salah satu cara untuk memahami orientasi budaya yang berbeda. Dalam budaya konteks rendah, pesan nyata; kata-kata membawa sebagian besar informasi dalam komunikasi. Dalam budaya konteks tinggi, tidak terlalu banyak informasi berada dalam pesan verbal. Jepang, Saudi Arabia, dan budaya konteks tinggi lainnya sangat menekankan pada nilai dan posisi atau kedudukan seseorang di masyarakat. Dalam budaya ini, pinjaman dari bank lebih mungkin didasarkan pada siapa Anda daripada analisis formal laporan keuangan. Dalam budaya konteks rendah seperti Amerika Serikat, Swis, atau Jerman, persetujuan dibuat dengan informasi yang jauh lebih sedikit mengenai karakter, latar belakang, dan nilai-nilai. Keputusan lebih didasarkan pada fakta dan angka dalam permintaan pinjaman.
c.       Komunikasi dan Negosiasi
Jika bahasa dan budaya berubah, ada tantangan tambahan dalam komunikasi. Misalnya, “ya” dan “tidak” dipergunakan dengan cara yang berbeda antara Negara Jepang dan Negara barat. Hal ini menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman. Dalam bahasa inggris jawaban “ya” atau “tidak” atas sebuah pertanyaan didasarkan pada apakah jawabannya mengiyakan atau menolak. Dalam bahasa Jepang, tidak demikian. Jawaban “ya” atau “tidak” dapat dipergunakan untuk jawaban yang membenarkan atau menolak pertanyaan tadi.
d.      Perilaku Sosial
Ada sejumlah perilaku sosial dan sebutan yang mempunyai arti yang berbeda-beda di dalam budaya lain. Sebagai contoh, orang Amerika umumnya menganggap tidak sopan jika makanan di atas piring membubung, membuat keributan ketika sedang makan, dan bersendawa. Namun sejumlah masyarakat Cina merasa bahwa merupakan hal yang sopan jika mengambil setiap porsi makanan yang dihidangkan dan menunjukkan kepuasannya dengan bersendawa.
      Perilaku sosial lainnya, jika tidak diketahui, akan merugikan bagi pelancong internasional. Sebagai contoh, di Arab Saudi, merupakan penghinaan jika menanyakan kepada pemilik rumah tentang kesehatan suami/istri.
e.       Sosialisasi Antar- Budaya
Memahami suatu budaya berarti memahami kebiasaan, tindakan, dan alasan-alasan di balik perilaku-perilaku yang ada. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, bak mandi dan toilet mungkin berada dalam ruang yang sama. Orang Amerika mengasumsikan bahwa ini adalah norma yang berlaku di dunia. Namun, dalam beberapa budaya seperti Jepang, menganggap itu tidak higienis. Bahkan budaya lain menganggap duduk di atas toilet duduk itu tidak higienis. Di banyak budaya, penggunaan tisu toilet bukanlah norma mereka.
f.       Mencari Budaya yang Universal
Budaya universal adalah modus tingkah laku yang ada dalam setiap budaya. Aspek universal dari lingkup budaya menunjukkan peluang bagi pemasar global untuk menstandarisasi beberapa atau seluruh elemen progam pemasaran. Pemasar global yang cerdik sering menemukan bahwa keragaman budaya didunia mengakibatkan cara yang berbeda dalam menyelesaikan hal yang sama. Musik merupakan budaya universal, tidaklah mengherankan bahwa bisnis musik telah menuju pada tahap global. Namun, ini tidak berarti bahwa dunia musik itu seragam. Tabel  menunjukkan pangsa pasar musik didalam pasar yang berbeda-beda antara lokal versus “internasional”. Meskipun muatan pasar musik Turki mungkin sangat unik, proses penciptaan nilai bagi pelanggan di Turki sama dengan proses penciptaan nilai dimana saja.lagipula disetiap pasar segala sesuatunya terus-menerus berubah, dan kecenderungan yang jelas terlihat dipasar musik global adalah ke arah suara dan permainan yang baru.
Pemasar global yang berada didalam bisnis selalu bersiaga dengan potensi perluasan kesuksesan mereka melampaui batas-batas negara. Dengan bertambahnya tingkat perjalanan dan komunikasi banyak sikap nasional terhadap gaya dalam pakaian, warna, musik, dan makanan serta minuman yang muncul.
Globalisasi budaya telah dikapitalisasi, dan secara signifikan telah dipercepat oleh perusahaan yang mempunyai peluang besar untuk mendapatkan pelanggan dari seluruh dunia. Coca-cola, Levi Straus, McDonald’s, IBM, Heineken, dan BMG Entertainment merupakan beberapa contoh perusahaan A.S. yang mendobrak ciri budaya dengan perluasan ke pasar baru dengan produk-produk mereka.
Pendekatan Analitis Faktor-Faktor Budaya
Alasan mengapa faktor-faktor budaya merupakan tantangan bagi pemasar global adalah semua ini tidak mudah terlihat. Budaya merupakan tingkah laku yang dipelajari, yang diturunkan dari satu enerasi ke generasi berikutnya, sulit bagi seseorang dari luar kalangan yang tidak berpengalaman atau tidak terlatih untuk memahaminya. Menjadi seorang manajer global berarti bagaimana menyingkirkan asumsi-asumsi budaya. Kesalahan dalam melakukan hal itu akan menghambat pemahaman yang akurat tentang makna dan arti dari pernyataan dan perilaku para rekan bisnis dari latar belakang budaya yang berbeda-beda. Untuk mengatasi sikap etnosentris dan kecadokan budaya, para manajer harus berusaha untuk mempelajari dan mennternalisasi perbedaan-perbedaan budaya itu.
a.     Hirarki Kebutuhan Maslow
      Maslow membuat hipotesis bahwa keinginan manusia dapat disusun menjadi hirarki lima kebutuhan. Karena kebutuhan individu telah terpenuhi, ia akan melanjutkan ke kebutuhan yang lebih tinggi . jika Tahap akhir dari kebutuhan adalah aktualisasi diri. Kalau semua kebutuhan untuk pangan, keamanan, keselamatan, persahabatan, dan penghargaan dari orang lain telah terpuaskan, rasa tidak puas dan kegelisahan akan berkembang kecuali orang tersebut mengerjaka apa yang cocok baginya. kebutuhan fsikologis, keamanan, dan sosial telah terpuaskan, kedua tingkat kebutuhan akan mendominasi. Pertama adalah kebutuhan untuk dihormati, ini adalah keingian untuk menghormati diri sendiri, dan penghormatan dari orang lain serta merupakan kekuatan yang amat kuat yang mendorong terciptanya permintaan akan barang guna meningkatkan status.
      Tahap akhir dari kebutuhan adalah aktualisasi diri. Kalau semua kebutuhan untuk pangan, keamanan, keselamatan, persahabatan, dan penghargaan dari orang lain telah terpuaskan, rasa tidak puas dan kegelisahan akan berkembang kecuali orang tersebut mengerjaka apa yang cocok baginya.
      Sudah jelas bahwa hirarki kebutuhan Maslow merupakan bentuk penyederhanan dari perilaku manusia yang kompleks. Periset lain menunjukan bahwa kebutuhan seseorang tidak berkembang secara teratur dari satu tahap hirarki ke tahap berikutnya.
Model menyatakan bahwa sebagai negara yang menuju ke tahap perkembangan ekonomi, semakin banyak anggota masyarakat yang berusaha untuk mencapai tingkat kebutuhan akan penghargaan dan yang lebih tinggi lagi, karena kebutuhan fisiologis, keamanan dan sosial telah terpuaskan. Hal itu menimbulkan kebutuhan aktualisasi diri mulai mempengaruhi perilaku konsumen. Sebagai contoh ada kecenderungan di negara-negara yang berpendapatan tinggi untuk menolak materi sebagai “simbol status”.
b.    Tipologi Budaya Hofstede
Ahli antropologi organisasi Geert Hofstede berasumsi bahwa budaya bangsa yang berbeda-beda dapat diperbandingkan dengan empat dimensi. Yang pertama, jarak kekuatan (power distance), tingkatan yang mengurangi kekuatan didistribusikan secara tidak merata. Meurut George Orwell, semua masyarakat itu berbeda tetapi beberapa ada yang lebih berbeda dari yang lainnya.
Dimensi kedua adalah refleksi dari tingkatan dimana individu-individu dalam masyarakat diintegrasikan dalam satu kelompok. Dalam budaya individualis setiap anggota msyarakat sangat peduli kepentingannya sendiri dan keluarga dekatnya. Dalam budaya kolektif (collectivist), semua anggota masyarakat diintegrasikan kedalam kelompok-kelompok yang bersatu.
Dimensi ketiga, maskulinitas, menggambarkan suatu masyarakat dimana pria diharapkan menjadi seseorang yang tegas, kompotitif, dan peduli dengan kesuksesan materi, sementara wanita memenuhi peran mengasuh dan peduli dengan masalah-masalah seperti keselamatan anak-anak. Di pihak lain, feminitas menggambarkan suatu masyarakat yang dimana peran sosial pria dan wanita saling melengkapi, yang mana tidak ada gender yang sangat ingin menunnjukkan ambisi dan perilaku  bersaing.
Hotstede mencatat bahwa tiga dimensi yang pertama mengacu pada perilaku sosial yang diharapkan, dimensi keempat dalam bahasa Hotstede dikatakan, “pencarian kebenaran pria”. Menghindarkan ketidakpastian merupakan tingkat dimana anggota masyarakat tidak nyaman dengan kondisi yang tidak jelas, mendua, atau tidak terstruktur.
Riset yang dilakukan oleh Hotstede meyakinkan dirinya bahwa meskipun keempat dimensi itu menghasilkan interprestasi yang menarik dan bermanfaat, namun dimensi-dimensi itu tidak menyediakan pengetahuan dasar budya yang mungkin bagi pertumbuhan ekonomi.
Masalah metodologi ini diperbaiki dengan Chinese Value Survey (CVS) yang dikembangkan oleh para ahli sosial Cina. Data CVS mendukung tiga dimensi “perilaku sosial” budaya Hotstede, namun mengabaikan ketidakpastian. Dengan menambah dimensi yang dilewatkan oleh periset barat yang disebut Hotstede “confucian dynamism”, peduli dengan beberapa aspek budaya yang mucul dan berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Hotstede menjelaskan bahwa dimensi ini peduli dengan “pencarian masyarakat terhadap kebajikan”, daripada mencari kebenaran.
c.      Kriteria dan Presepsi Referensi Diri Sendiri
Persepsi seseorang mengenai keutuhan pasar disusun oleh pengalaman budayanya sendiri. Suatu kerangka yang secara sistematik mengurangi hambatan perseptual dan distorsi ini dikembangkan oleh James Lee dan diterbitkan oleh Harvard Business Riview tahun 1996. Lee menamakan referensi yang tidak disadari terhadap nilai budaya orang itu, kriteria referensi diri sendiri atau disingkat SRC (Self Reference Criteria).
Pelajaran yang diberikan SRC ini sangat vital, keahlian kritis dari pemasar global untuk tidak membuat persepsi yang standar, kemampuan untuk melihat apa yang ada adalam suatu budaya. Meskipun keahlian ini sama bernilainya baik dinegara asal maupun diluar negeri, bagi pemasar global keahlian itu tetap merupakan sesuatu yang kritis karena kecenderungan yang meluas terhadap etnosentrisme dan menggunakan kriteria referensi diri sendiri. SRC dapat menjadi tekanan penolakan yang sangat kuat dalam bisnis global, jika lupa untuk mengeceknya dapat memicu kesalahpahaman dan kegagalan.
d.    Sensitifitas Lingkungan
Sensitifitas lingkungan merupakan tingkat dimana produk-produk harus diadaptasi terhadap kebutuhan budaya yang spesifik dipasar nasional yang berbeda-beda. Manfaat dari pendekatan ini adalah untuk memandang produk atas rangkaian  kesatuan dari sensitifitas lingkungan. Pada tingkat pertama dari ragkaian produk-produk yang tidak memiliki sensitifitas lingkungan, tidak membutuhkan adaptasi yang signifikan terhadap lingkungan pasar dunia yang beragam. Pada tingkat akhir dari rangkaian kesatuan itu adalah produk-produk yang sagat sensitif terhadap faktor-faktor lingkungan yang berbeda.
Perusahaan dengan produk-produk tidak sesnsitif terhadap lingkungan akan menghabiskan sedikit waktu untuk menentukan kondisi pasar lokal yang sfesifik dan unik karena produk itu pada dasarnya universal. Semakin tinggi sensitifitas lingkungan produk, semakin tinggi kebutuhan bagi para manajer untuk mengenali kekhususan negara atas ekonomi, regulasi, teknologi, sosial dan kondisi lingkungan budaya. Sebagai conoh McDonald memperoleh sukses besar diluar Amerika Serikat dengan mengadaptasi jenis-jenis menunya dengan selera lokal.
e.      Pengaruh Pemasaran Faktor Industri
Berbagai faktor budaya mempunyai pengaruh penting pada pemasaran produk industri di seluruh dunia dan harus dikenali dalam merumuskan rencana pemsaran global. Beberapa produk industri dapat menunjukkan sensitifitas lingkungan yang rendah.
Strategi pertumbuhan Motorola di tahun 1980-an adalah bahwa mereka ingin memasuki pasar jepang. Perusahaan memutuskan menjadi pensuplai bagi Nippon Telephone dan Telegraph, perusahaan telekomunikasi nasional, pemegang monopoli komunikasi saat itu (sekarang telah diswastanisasikan). Eksekutif perusahaan menunjukkan kecerdasan mereka guna mewujudkan bisnis tersebut. Pertama, perusahaan mempekerjakan mantan asisten perwakilan dagang pemerintah A.S. yang mempunyai pengalaman dan ketrampilan untuk mengarahkan upaya-upaya yang dialkukan perusahaan. Motorola memiliki posisi persaingan yang kuat dalam bidang pager dan untuk mendapatkan bisnis NTT, perusahaan membuat lini perakitan khusus untuk membuat pager  yang sesuai dengan spesifikasi Nippon. Hal berikutnya yang dilakukan oleh Motorola adalah mencari sertifikasi untuk menjadi pemasok peralatan telepone mobil. Mendapatkan sertifikat itu membutuhkan waktu yang lama, biasanya paling sedikit menghabiskan waktu 18 bulan. Karena melibatkan waktu dan uang, penting sekali bagi perusahaan mengetaui apa yang dilakukannya dan mengapa itu dilakukan. Pemahaman Motorola akan perlunya pendekatan dan ketekunan membuahkan hasil, perusahaan mendapatkan sertifikat penting yang diperlukan.

f.      Pengaruh Pemasaran Produk Konsumen
Produk konsumen mungkin lebih sensitif terhadap perbedaan budaya dibandingkan produk industri. Rasa lapar merupakan kebutuhan fisiologis dasar dalam hirarki Maslow, setiap orang butuh makan, tetapi apa yang kita makan sangat dipengaruhi oleh budaya. Hasil dari perang pemasaran digaris depan menunjukkan bahwa diantara produk konsumen, mungkin makanan merupakan produk yang paling sensitif. Rasa haus juga menunjukkan bagaimana kebutuhan berbeda dari keinginan. Meminum cairan merupakan kebutuhan psikologis yang bersifat universal.
       Pola konsumsi minuman ringan menunjukkan perbedaan yang menyolok di seluruh dunia. Coca-Cola Company melaporkan bahwa di tahun 1997 konsumsi per kapita produk minuman ringan adalah 376 botol isi 8-ons di Amerika Serikat, 203 botol di Jerman, 95 botol di Itali, dan 88 botol di Prancis. Perbedaan konsumsi minuan ringan banyak dihubungkan dengan konsumsi minuman jenis lain per-kapita yang lebih tinggi di Eropa. Tidak hanya budaya yang menyebabkan terjadinya perbedaan popularitas minuman ringan di Eropa Bagian Barat dan Amerika Serikat, karena pada kenyataanya, beberapa variabel termasuk budaya, bertanggung jawab atas perbedaan-perbedaan itu, seperti persamaan berikut :
Y = f (A,B,C,D,E,F,G)
Keterangan
Y= Konsumsi minuman ringan
f = fungsi dari
A = pengaruh dari harga, mutu, dan rasa relatif dari minuman yang lain
B = pengeluaran dan efektifitas iklan, semua kategori minuman
C = ketersediaan produk dalam saluran distribusi
D = unsur budaya, tradisi, kebiasaan
E = ketersediaan bahan baku (terutama air)
F = kondisi iklim, suhu, dan kelembaban relatif
G = tingkat pendapatan
     Budaya merupakan unsur penting dalam menentukan tingkat permintaan minuman ringan. Tetapi itu hanya satu dari tujuh faktor dan oleh arena itu lebih merupakan faktor yang memepengaruhi daripada penentu. Budaya adalah kekuatan yang menghambat, tetapi kerana budaya berubah demikian cepat, kendala tersebut dapat diatasi.
g.     Komplikasi Lintas Budaya Dan Saran Pemecahannya
Kegiatan pemasaran global dilaksanakan dalam lingkungan yang selalu berubah oleh bauran ekonomi, budaya, dan tekanan sosial. Hubungan bisnis antara pihak-pihak dari negara yang berbeda mungkin mengalami kesulitan mencapai kesepakatan persyaratan kontrak karena perbedaan hukum yang mengatur kegiatan mereka masing-masing dan masalah yang timbul karena melintasi batas-batas internasional.
Lingkungan bisnis di banyak negara diluar pasar Triad dapat dikateristikkan dengan  semua elemen sikap “permusuhan”: bencana alam dan yang disebabkan oleh manusia, masalah politik, valuta asing yang tidak dapat ditukarkan, kurs pertukaran valuta asing yang banyak berubah, depresi, dan perubahan dalam prioritas ekonomi nasional serta penetapan besar bea. Eksekutif pemasaran dan manajer yang berkecimpung dipasar asing harus memupuk rasa saling percaya, menjalin hubungan, dan empati pada rekan bisnisnya, karena itulah yang perlu dilakukan untuk mempertahankan hubungan jangka panjang.
Pemerintah meksiko memberlakukan pembatasan pertukaran mata uang asing yang ketat selama masa krisis keuangan. Berbagai perusahaan yang menjual produk atau jasa kepada pihak Meksiko dengan persyaratan selain “confirmed irrevocable internasional letter of credit” harus menunggu selama jangka waktu yang sangat lama sebelum menerima pencairan pembayaran mata uang keras A.S. atau mata uang lainnya.
India adalah pemasok penting hasil pertanian yang masih mentah maupun yang sudah diproses dan bahan baku hasil hutan ke pasar dunia. Pengumpul, Pengolah, dan penjual bahan-bahan ini biasanya perusahaan kecil milik keluarga, harus menawarkan produk olahan beberapa bulan sebelum dipanen untuk dikirimkan kepada pembeli asing. Pembeli itu harus membuat kontrak komitmen jangka panjang dengan pelanggan mereka sendiri. Bagi perusahaan india ini tidak mungkin mengamankan keandalannya dengan membeli hasil panen terlebih dahulu karena biasanya petani maupun penjual produk hasil hutan tidak mempunyai sumber daya untuk menutup penjualan mereka bila panen gagal dan tidak ada pertukaran komoditi yang diatur pada produk ini. Karena kadang-kadang pemasok tidak mampu memenuhi kewajibannya sesuai dengan kontrak dan oleh karena itu mereka mengganti pesanan (biasanya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pembelinya), dengan harapan bahwa pembeli secara tidak sengaja akan membayar sebelum menyadari adanya perubahan dan kemudian terpaksa menerima barang dagangan tadi hanya dengan sedikit penyesuaian. Ini bisa terjadi terus karena didorong oleh kepentingan bersama , tetapi hubungan pribadilah yang membuat semua itu terjadi. Masyarakat india memang berbeda secara etnik dan budaya dari yang ada di Eropa, dan kebiasaan bisnisnya mungkin lebih bervariasi daripada yang terjadi di Eropa.
-          Jelaskan Negosiasi, Produk Industri, dan Konsumen
Jawab:
Negosiasi adalah suatu bentuk interaksi sosial antara beberapa pihak yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama yang dianggap menguntungkan pihak-pihak yang bernegosiasi. Orang yang melakukan kegiatan negosiasi disebut dengan negosiator.
      Menurut kamus Oxford, arti negosiasi adalah suatu cara yang dilakukan dalam upaya mencapai kesepakatan melalui diskusi formal. Negosiasi dilakukan oleh dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak memiliki pendapat atau tujuan berbeda dan terjadi proses tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan.
     Produk Industri adalah produk atau jasa yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi barang atau jasa lainnya dalam operasi bisnis, atau untuk dijual kembali ke konsumen.
     Konsumen adalah semua pihak yang menggunakan barang atau jasa yang ada di masyarakat, baik untuk kepentingan pribadi, orang lain, dan mahluk hidup lainnya dan tidak untuk dijual kembali.
      Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 2 tentang Perlindungan Konsumen, pengertian konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia di masyarakat, baik bagi kebutuhan diri sendiri, keluarga, orang lain, atau mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Buatlah Routemap dari tema Lingkungan Sosial Budaya dan manfaatnya dalam Negosiasi Bisnis
Jawab:
      Wal-Mart didirikan pada tahun 1962 oleh Sam Walton di Arkansas, yang terus berkembang sampai menjadi perusahaan retail terbesar di dunia. Perusahaan ini mulai go international pada tahun 1991 di Meksiko. Wal-Mart saat itu melakukan joint-venture dengan pe-retail lokal terbesar, yaitu Cifera. Pada awalnya, Wal-Mart menghadapi masalah mengenai sistem distribusi yang efisien, diantaranya diakibatkan oleh infrastruktur yang kurang baik, jalan yang padat, dan kurangnya leverasi dengan pemasok lokal. Hal ini mempengaruhi pengiriman ke toko Wal-Mart dan pusat distribusinya, sehingga mengakibatkan stock barang bermasalah dan berpengaruh ke biaya. Selain itu, ada masalah dengan produk yang kurang kompetitif.
      Pada pertengahan 1990an, Wal-Mart telah menyadari dan mempelajari bahwa ia kurang menyesuaikan dengan kondisi lokal Meksiko. Oleh sebab itu, Wal-Mart melakukan partnership dengan perusahaan angkutan truk setempat, yang sangat membantu sistem distribusinya. Produk yang dijual juga kini lebih disesuaikan dengan selera lokal. Sementara keberadaan Wal-Mart terus berkembang, pemasok-pemasok mulai membangun pabrik di sekitar lokasi Wal-Mart. Hasilnya, biaya persediaan menjadi semakin rendah. Perusahaan terus mengembangkan tokonya di Meksiko sampai akhirnya memiliki 670 toko pada tahun 2004.
         Pengalaman dengan Meksiko ini memberi keyakinan bahwa mereka dapat bersaing di luar Amerika. Wal-Mart kemudian menambah operasinya di negara-negara lainnya seperti China, Jerman, Brasil, Jepang, Kanada, dan Korea selatan.
      Wal-Mart disini menangkap peluang untuk menjadi perusahaan global dengan memulai operasi internasionalnya lebih cepat dari pesaing. Meskipun pada awalnya Wal-Mart kurang melakukan analisis terhadap pemasok dan konsumen (pada level industri atau lingkungan kerja) dan jaringan transportasi (pada level umum atau lingkungan societal), namun perusahaan dengan tepat memperbaiki kesalahannya dan mampu terus berkembang.
  2.    Jelaskan Hukum Internasional, Organiasasi kawasan , Lisensi dan Antitrust
         Jawab:
Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum internasional atau hukum antar negara. Menurut J.G. Starke Hukum Internasional adalah seperangkat hukum (badan hukum), yang sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan aturan perilaku dan perasaan negara terikat untuk mematuhi membangun hubungan dengan satu sama lain.Organisasi kawasan (OK) adalah organisasi internasional (OI) yang beranggotakan beberapa negara dan mencakup badan geopolitik yang operasinya tidak memandang batas negara-bangsa. Keanggotaannya ditentukan oleh batas geografi tertentu seperti benua atau batas geopolitik seperti blok ekonomi.Lisensi merupakan pemberian izin untuk melakukan produksi suatu produk atau jasa tertentu, yang mana produk atau jasa itu sebelumnya telah dipatenkan oleh yang menciptakannya pertama kali.Pengertian lisensi menurut Wilbur Cross yiatu suatu kontrak yang menjelaskan bahwa satu pihak memastikan satu, dua, atau lebih suatu operasi dari pihak lainnya. Operasi tersebut bisa dalam bentuk manufaktur, servis ataupun penjualan.Antitrust merupakan kebijakan pemerintah untuk menangani monopoli. Undang-undang antitrust bertujuan untuk menghentikan penyalahgunaan kekuatan pasar oleh perusahaan-perusahaan besar dan, terkadang, untuk mencegah merger dan akuisisi perusahaan yang akan menciptakan atau memperkuat monopoli.

Berikan contoh perusahaan yang mendapatkan lisensi dari negara atau lembaga
asing?
Jawab:
J.CO Donuts adalah restoran dan waralaba yang mengkhususkan dalam donat, yogurt beku dan kopi. Perusahaan didirikan dan dimiliki oleh Johnny Andrean Group. J.CO Donuts & Coffee didirikan tahun 2005. J. CO Donuts & Coffee yang dimiliki dan dikelola oleh Johnny Andrean Group. J. CO Donuts & Coffee ini terinspirasi dari donat di Amerika Serikat. Johnny Andrean pada awalnya berkeinginan membeli franchise donat AS, namun ia menemukan beberapa kelemahan produk, yaitu pada bahan dasar dan proses produksi yang kurang dalam hal kontrol kualitas, sehingga ia mengurungkan niatnya. Johnny memutuskan untuk mengembangkan donat sendiri tanpa mendapatkan donat waralaba AS. Ia memilih untuk menghasilkan bentuk dan rasa donat yang sempurna, dengan fokus khusus pada kualitas bahan dasar dan proses produksi.
Ketika ia kembali ke Indonesia, ia kemudian mengembangkan sebuah toko donat dengan konsep, bentuk dan rasa yang serupa dengan toko donat di Amerika Serikat. Johnny melihat sejauh ini tidak ada toko donat di Indonesia memiliki konsep dapur terbuka, sehingga ia mulai di J.CO. Jadi, selain memiliki rasa yang berbeda, konsep toko juga dibuat sebagai dapur terbuka sehingga konsumen dapat melihat berbagai atraksi pembuatan donat, langsung dari mencampur bahan sampai dengan siap untuk dijual donat tersebut.
Market segmentation, according to Smith, involved analyzing the demand side of the market to obtain a rich understanding of where people are coming from and “the wants” they bring to the marketplace.
Pasar apapun bentuknya akan terdiri dari banyak pelanggan yang berpencar dan beraneka ragam dalam tuntutan pembeliannya. Oleh karena itu tidak ada satupun produsen yang dapat melayani atau memenuhi semua tuntutan pelanggan. Produsen harus mengarahkan program pemasarannya hanya pada pelanggan yang memang menjadi bidikan sasaran pemasarannya, untuk itu produsen harus melakukan segmentasi pasar bagi produknya. Segmentasi pasar adalah proses pemilahan atau pembagian pasar ke dalam beberapa kelompok pelanggan (sub-market) yang memiliki karakteristik sama dalam kebutuhan dan sikap, dan diharapkan akan memberikan respon yang sama terhadap penawaran yang disampaikan. Dengan melakukan segmentasi pasar produsen akan lebih tepat dalam mengarahkan program pemasarannya secara lebih efektif.
Pemikiran mengenai segmentasi pasar dapat dikatakan sebagai jawaban terhadap model pemasaran yang berlangsung sebelumnya yang tidak lagi mampu menjawab dinamika perkembangan kebutuhan tuntutan pelanggan yang semakin beragam. Pada dasarnya pemikiran mengenai segmentasi pasar merupakan sebuah evolusi dari model pemasaran yang pernah berlaku, di antaranya adalah : mass marketing, product differentiated marketing, dan target marketing.
Segmentasi pasar dilakukan dengan mengidentifikasi dan memfokuskan pada sekelompok besar pembeli yang menunjukkan kesamaan dalam hal tertentu. Pada umumnya untuk pasar barang konsumsi segmentasinya didasarkan pada variabel-variabel utama yang berkaitan dengan aspek geografi, demografi, psikografi dan perilaku pasar sasaran (target market).

Referensi

1 comment:

Tugas Softskill (3) Manajemen Pemasaran era Revolusi Industri

Manajemen Pemasaran era Revolusi Industri Siti Hasnah Nadhifah 17216093 4EA17 Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen 2019 ...